
Menjadi anak perantauan identik dengan pribadi yang berkarakter kuat. Yang orang lain bayangkan menjadi anak perantauan, bisa tak terikat dengan peraturan yang ada di rumah dan bisa melakukan apapun yang dirimu mau. Padahal bila dilakukan sendiri tidak sekeren dan seasik yang dibayangkan. Malahan sebenarnya merantau itu berat.
Berat? Iya berat, nggak percaya baca dibawah ini
Uang yang pas-pasan, buatmu belajar mengatur pengeluaran sampai cari uang tambahan
Tapi tinggal di perantauan, uang yang pas-pasan justru jadi cobaan sering muncul setiap waktunya. Tapi apapun sebabnya, kondisi uang yang pas-pasan ini jadi pembelajaran yang baik untuk mengatur pengeluaran. Saat berbelanja kamu jadi lebih taat dengan daftar belanja yang sudah dibuat. Makan sehari-hari kalau tak masak sendiri, kamu memilih menu yang sehat tapi harga terjangkau. Sedangkan urusan lain kamu pilah dan atur lagi, seperti kegiatan nongkrong atau jalan dengan teman-teman dan membeli paket kuota smartfren saat promo smartfren. Kadang kamu tak segan-segan mencari uang tambahan baik lewat bekerja part time, freelancer sampai usaha kecil-kecilan.
Rasa lelah karena mengerjakan apa-apa sendiri
Merantau jauh dari rumah membuatmu melakukan apapun seorang diri. Bahkan lebih dari lirik lagu yang dinyanyikan oleh Caca Handika. Kamu harus berbelanja kebutuhan pribadi selama sebulan sendiri. Kamu harus menyetrika baju sendiri. Menyiapkan keperluan kuliah atau kerja tanpa diingitkan lagi oleh ibu seperti dulu saat di rumah.
Kabar kurang baik yang datang dari keluarga
Tapi apa daya, kamu di kota yang mendadak asing ini punya pekerjaan yang tak mudah ditinggalkan begitu saja. Sementara kamu memang cuma bisa menangis sambil menenangkan diri sendiri perlahan-lahan. Setiap waktu menghubungi kakak atau ibu untuk menanyakan kondisi. Tak lupa juga berdoa, semoga keadaannya kembali membaik.